Dokter Ungkap Cedera Langka Yamal di El Classico
Lamine Yamal menjadi salah satu pemain yang disorot pada pertandingan El Classico akhir pekan lalu.
Hal itu dikarenakan Lamine Yamal tampil sangat impoten dan tak dapat berbuat banyak.
Lamine Yamal disebut hanya tampil dengan 50 persen kekuatannya saat Barcelona dikalahkan Real Madrid di Stadion Santiago Bernabeu.
Barcelona takluk 1-2 di laga pekan ke-10 Liga Spanyol 2025-2026 itu setelah kebobolan gol Kylian Mbappe (22') dan Jude Bellingham (43')
Sementara itu Fermin Lopez jadi satu-satunya pencetak gol Barcelona pada menit ke-38.
Pada pertandingan tersebut, Lamine Yamal gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya selama 90 menit jalannya pertandingan.
Sepanjang pertandingan, pemain berusia 18 tahun itu hanya mampu melepaskan dua tembakan dan tak satu pun mengarah ke gawang Real Madrid.
Tak hanya itu, dirinya juga telah kehilangan bola sebanyak 22 kali.
Banyak pihak yang mempertanyakan permainan Lamine Yamal diatas lapangan pada pertandingan tersebut.
Namun usut punya usut, Lamine Yamal ternyata tengah menderita cedera yang cukup langka.
Pemuda 18 tahun itu diketahui sedang berjuang melawan pubalgia, cedera pada area pangkal paha yang menimbulkan nyeri berkepanjangan di sekitar tulang kemaluan.
Cedera tersebut disebut-sebut telah mengurangi mobilitas dan kecepatannya.
Dalam laga di Bernabeu, Lamine Yamal terlihat kurang bebas bergerak dan tampak ragu untuk menembak.
Menurut sejumlah ahli medis, rasa sakit akibat pubalgia bisa naik turun intensitasnya, namun cenderung memburuk pada pertandingan dengan tempo tinggi.
Dokter tim Barcelona kini disebut tengah mengatur porsi latihan dan menit bermainnya secara hati-hati agar cedera tersebut tidak semakin parah.
Sementara itu, dokter spesialis Traumatologi olahraga bernama dr. Pedro Luis Ripol menjelaskan jika cedera pubalgia merupakan salah satu cedera yang sangat mengganggu performa atlit secara signifikan.
“Itu adalah cedera yang, terus terang, sulit ditangani. Cedera ini ditandai dengan rasa sakit yang mengurangi kemampuan pemain untuk bergerak dan menembak hingga hampir 50 persen, dan itulah yang kita lihat dalam laga El Clasico,” ujar Dr. Ripoll berbicara kepada El Larguero, dilansir dari Goal International.
Menurutnya, performa Lamine Yamal saat melawan Real Madrid adalah bukti nyata dari cedera pubalgia.
“Ia hampir tidak menembak ke gawang, sulit bergerak, dan terus-menerus tampak meregangkan ototnya,” lanjutnya.
“Itu adalah rasa sakit yang melumpuhkan, yang memang memungkinkan pemain tetap tampil di pertandingan, tetapi menjauhkannya dari level terbaiknya dan secara signifikan menurunkan performanya,” kata Dr. Ripoll menambahkan.
Proses pemulihan Lamine Yamal sendiri bisa membutuhkan waktu yang cukup lama jika tak ditangani dengan tepat.
Asisten pelatih Barcelona, Marcus Skrg juga mengungkapkan jika Lamine Yamal belum 100 persen pulih dari cederanya.
Jadi sang pemain tentunya membutuhkan waktu untuk bisa kembali ke bentuk terbaiknya.
"Dia baru pulih dari cedera. Dia butuh ritme, pertandingan... Itu normal. Dia berusia 18 tahun dan Anda harus memberinya waktu dan membantunya," tutur Sorg yang menggantikan tugas Hansi Flick mendampingi tim dalam partai melawan Real Madrid.
"Itu normal, lawan mencoba segalanya melawannya dan untuk bertahan dengan baik, mereka beradaptasi. Kami harus bekerja lebih keras dan membantunya untuk mendapatkan performa terbaik di lapangan," ucapnya menambahkan.
Lamine Yamal sendiri memang diterpa cedera pubalgia sepanjang musim ini.
Dirinya kerap dibuat absen untuk menjalani pemulihan pubalgia yang ia derita.

Komentar
Silakan masuk untuk menambahkan komentar.